Selasa, 07 Desember 2010

proyek TIP

PROYEK TUGAS AKHIR
TI DALAM PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Tema : Lingkungan

Standar Kompetensi dan kompetensi dasar:
1. Mata Pelajaran Matematika
Standar Kompetensi:
5. Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar:
5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi panjang
5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang
5.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi, dan persegi panjang
2. Mata Pelajaran IPA
Standar Kompetensi:
6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.
Kompetensi dasar:
6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi:
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi
Kompetensi Dasar:
8.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.
8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.
Indikator:
1. Memahami keliling dan luas persegi
2. Memahami cara memelihara dan melestarikan lingkungan sekitar
3. Menulis karangan sederhana yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD).
4. Membuat puisi dengan pilihan kata yang menarik.
Materi Pelajaran:
Materi pelajaran berisi tentang lingkungan yang berkaitan dengan penghitungan keliling dan luas persegi dan persegi panjang, cara melestarikan lingkungan, serta membuat karangan dan puisi tentang lingkungan. Berikut ini adalah materi pelajaran secara garis besar.
Lingkungan
Pada Minggu pagi yang cerah, Ani beserta seluruh anggota keluarganya bekerja bakti membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Ibu bertugas menyapu rumah, ayah memotong rumput, adik mengelap meja, sedangkan Ani menyapu pekarangan.
Akhirnya, mereka selesai bekerja bakti. Ayah, ibu, dan Ani sangat senang karena mereka telah membuat rumah menjadi bersih dan nyaman.
Kita harus selalu menjaga lingkungan agar lingkungan kita bersih dan rapi, sehingga kita akan terhindar dari berbagai macam penyakit. Bila lingkungan kita bersih, nyamuk, lalat, dan dan berbagai sumber penyakit yang lain tidak akan berani mendatangi tempat kita. Sebaliknya bila lingkungan kita kotor, nyamuk, lalat, dan hewan-hewan lain yang bisa menyebabkan penyakit akan sangat senang hinggap di lingkungan kita, sehingga kita akan mudah terserang penyakit.
Bagaimana cara menghitung keliling dan luas lingkungan yang berbentuk persegi dan persegi panjang?
Sebelum menghitung keliling dan luas, kita pahami dulu, apakah persegi dan persegi panjang itu?
Contoh persegi:





Contoh persegi panjang:




Cara menghitung keliling dan luas:
Keliling= panjang seluruh sisi
Contoh 1:
3cm

Keliling = sisi 1+sisi 2+sisi 3+sisi4
= 3cm + 3cm + 3cm + 3cm
= 12 cm
Luas = Sisi x sisi
= 3 cm x 3 cm
= 9 cm2

Contoh 2:
3cm(l)

5cm(p)
Keliling= 2 x (p+l)
= 2 x (5cm + 3cm)
= 2 x 8cm
= 16 cm
Luas = p x l
= 5cm x 3cm
= 15cm2



Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan tes tulis, contoh soal adalah sebagai berikut:
1. Pak Arman mempunyai kolam yang berbentuk persegi. Panjang sisi kolam tersebut 3 meter. Pak Arman ingin membuat pagar dari kawat di sekeliling kolam tersebut. Berapa meter panjang kawat yang diperlukan Pak Arman?
2. Pak Gusti mempunyai sepetak sawah yang berukuran panjang 8 meter, dan lebar 3 meter. Berapakah luas sawah Pak Gusti?
3. Rumah Ani bersih dan rapi. Di halaman rumahnya ditanami dengan bunga-bunga yang indah. Udaranya sejuk dan segar. Apa yang harus dilakukan ani untuk menjaga keindahan dan kebersihan rumahnya?
4. Buatlah sebuah karangan sederhana berdasarkan gambar berikut ini:


5. Buatlah sebuah puisi berdasarkan gambar berikut ini:

Kamis, 24 Desember 2009

KETERAMPILAN MENYIMAK

Keterampilan menyimak


A. Hakikat menyimak sebagai aspek keterampilan berbahasa

Menyimak adalah kegiatan mendengarkan dengann sengaja dan disertai usaha untuk memahami apa yang disampaikan pembicara.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang kompleks karena melibatkan berbagai proses menyimak pada saat yang sama. Menyimak bukan merupakan suatu proses yang pasif melainkan suatu proses yang aktif dalam mengonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantik dan sintaksis suatu bahasa. Pada saat penyimak mendengar bunyi bahasa, pada saat itu pula mental seseorang aktif bekerja, mencoba memahami, menafsirkan apa yang disampaikan pembicara dan memberinya respon. Menurut Via Sutari (1997 : 21) menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, menyimpan, dan menghubungkan penafsiran itu dengan seluruh pengetahuan dan pengalaman.
Sebagai kegiatan yang kompleks, menyimak mempunyai unsur dasar yang sangat berpengaruh dan secara fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak, yaitu pembicara sebagai sumber pesan, penyimak sebagai penerima pesan, bahan simakan sebagai unsur konsep dan bahasa lisan sebagai media (Sutari dkk. 1997:42).
Ada faktor lain yang mempengaruhi kegiatan menyimak, yaitu faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan dan peranan dalam masyarakat. Untuk dapat menyimak dengan baik, seorang penyimak harus berada pada kondisi yang siap simak karena menyimak dengan baik menuntut perhatian, pikiran, penalaran, penafsiran, dan imajinasi.
Ada beberapa macam tujuan dalam kegiatan menyimak yang dilakukan orang pada umumnya, yaitu mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan ispirasi, mendapatkan hiburan, dan memperbaiki kemampuan berbicara.

B. Ragam menyimak
Secara garis besar, menyimak dibedakan menjadi dua yaitu,
1. Menyimak ekstensif (kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran), terdiri dari :
a. Menyimak social (social listening)
b. Menyimak sekunder (secondary listening)
c. Menyimak estetik (aesthetic listening)
d. Menyimak pasif (passive listening)
2. Menyimak intensif (jenis menyimak yang pelaksanaannya diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu), terdiri dari:
a. Menyimak kritis (critical listening)
b. Menyimak kreatif (creative listening)
c. Menyimak eksploratif
d. Menyimak interogatif (interrogative listening)
e. Menyimak selektif
f. Menyimak konsentratif (concentrative listening)

C. Teknik menyimak
Menurut Brawn (via Iskandarwassid, 2008:227-228) terdapat delapan proses dalam kegiatan menyimak, yaitu:
1. Pendengar memproses raw speech dan menyimpan image darinya dalam short term memory
2. Pendengar menentukan tipe dalam setiap peristiwa pembicaraan yang sedang diproses,
3. Pendengar mencari maksud dan tujuan pembicara dengan mempertimbangkan bentuk dan jenis pembicaraan, konteks dan isi.
4. Pendengar me-recall latar belakang informasi sesuai dengan konteks subyek masalah yang ada.
5. Pendengar mencari arti literal yang ia dengar.
6. Pendengar menentukan arti yang dimaksud.
7. Pendengar mempertimbangkan apakah informasi yang ia terima harus disimpan dalam memorinya atau ditunda.
8. Pendengar menghapus bentuk pesan-pesan yang telah dia terima.

D. Tujuan pembelajaran menyimak
Menurut Seni (1993: 98) tujuan pembelajaran menyimak pada semua jenjang pembelajaran yaitu:
1. persepsi, yakni ciri kognitif dari proses mendengarkan yang didasarkan pemahaman pengetahuan tentang kaidah-kaidah kebahasaan.
2. resepsi, yaitu pemahaman pesan atau penafsiran pesan yang dikehendaki oleh pembicara.

E. Teknik pembelajaran menyimak
Tarigan (1986: 52-73) mengemukakan beberapa macam teknik pembelajaran menyimak, sebagai berikut:
a) Dengar-Ulang Ucap
b) Dengar-Tulis (Dikte)
c) Dengar-kerjakan
d) Dengar-Terka
e) Memperluas Kalimat
f) Menemukan Benda
g) Siman Berkata
h) Bisik Berantai
i) Menyelesaikan Cerita
j) Identifikasi Kata Kunci
k) Identifikasi Kalimat Topik
l) Menyingkat/Merangkum
m) Parafrase
n) Menjawab Pertanyaan

KETERAMPILAN BERBICARA

KETERAMPILAN BERBICARA

Berbicara adalah kerterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Syarat keterampilan berbicara yaitu adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Dalam komunikasi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta (message).
A. Ragam Berbicara
1. Pidato
Pidato adalah berbicara di depn umum, jika bersifat ilmiah disebut ceramah. Teks pidato adalah bahan tertulis Yng digunKn untuk berpidato, bila dibuat sendiri oleh pemidato disebut naskah pidato.
Manfaat teks pidato antara lain:
a. Dapat menyampaikan gagasan dengan tertib, teratur, dan lancar.
b. Dapat menyampaikan gagasan dengan bahasa yang baik dan benar.
c. Dapat menghindari kealpaan.
d. Memiliki bukti autentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
Cara menyusun teks pidato yaitu:
1) Bagian awal
Berisi ucapan salam, ucapan penghormatan kepada hadirin, ucapan puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penegasan bahwa persoalan yang disampaikan memang penting, penyampaian latar belakang masalah, dan tanpa menonjolkan subjektivitas.
2) Bagian isi/tubuh teks, berisi suatu pesan yang ingin disampaikan oleh si pemidato.
3) Simpulan, berisi ringkasan mengenai sesuatu yang telah disampaikan.
Dalam membacakan pidato, kita harus benar-benar memperhatikan masalah artikulasi, intonasi, aksentuasi, dan perhentian (pause).
Metode dalam berpidato antara lain:
a. Metode impromptu, yaitu metode berpidato tanpa persiapan.
b. Metode teks, yaitu cara berpidato dengan menggunakan teks.
c. Metode menghafal, yaitu berpidato dengan menghafalkan teks.
d. Metode ekstemporan, yaitu cara berpidato yang teksnya dibuat secara garis besar.
Syarat berpidato yaitu:
1) Memiliki keberanian tampil di depan umum.
2) Memiliki ketenangan sikap di depan umum.
3) Mampu menggunakan bahasa yang baikdan benar.
4) Menguasai bahan pidato
5) Berpenampilan menarik.
6) Mampu berinteraksi dengan pendengar.
Tujuan Berpidato yaitu:
a. Menyampaikan informasi
b. Mengajak pendengar/memberikan imbauan
c. Memberikan pendapat/pengetahuan kepada pendengar
d. Memberikan hiburan

2. Diskusi
Diskusi dalam arti luas yaitu memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif, sedangkan dalam arti sempit berarti tukar-menukar pikiran yang terjadi di dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Suatu diskusi tidak harus menghasilkan keputusan namun setidaknya pada akhir diskusi, para pendengar bisa memiliki pandangan mengenai masalah yang didiskusikan.
Bentuk-bentuk diskusi antara lain:
1) Diskusi Fak
Bentuk diskusi ini bertujuan mengolah sustu bahan secara bersama-sama di bawah pimpinan seorang ahli.
2) Diskusi Podium
Diskusi podium adalah penjelasan masalah oleh wakil dari berbagai kelompok dan pendapat dengan atau tanpa plenum.
3) Forum Diskusi
Forum diskusi adalah salah satu bentuk dialog yang sering dipergunakan dalam bidang politik.
4) Diskusi Kasualis
Diskusi kasualis adalah penelitian bersama atas satu masalah/situasi konkret yang mengandung berbagai kemungkinan jalan keluar untuk mencari jalan keluar yang tepat.
5) Diskusi Panel
Diskusi panel adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di depan penonton/pendengar.
Ada tiga bidang yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan diskusi, yaitu persiapan bahan, persiapan personal, dan persiapan ruang.
Pemimpin diskusi harus bisa fleksibel dalam memainkan peranannya, sebab selain bertugas memimpin dan mengarahkan diskusi, dia alah rekan sederajat dari para peserta yang dapat menyumbangkan pikiran dan pendapat.
Seorang peserta diskusi hendaknya mempersiapkan diri dengan teliti, menghindari sikap agresif, dan dalam mengungkapkan pikiran/pendapat hendaknya sesuai dengan tema pembicaraan.
3. Menyampaikan Pengumuman
Menyampaikan pengumuman yaitu menyampaikan sesuatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak ramai.
4. Menyampaikan Argumentasi
Salah satu proses komunikasi untuk menyampaikan dan mempertahankan argumentasi adalah debat. Dalam debat peserta terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok A sebagai kelompok yang menyetujui masalah, dan kelompok B sebagai kelompok yang tidak menyetujui masalah. Setiap kelompok yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap pendapat-pendapatnya (Laksono, via Mulyati, 2008:3.6).
5. Bercerita
Dalam bercerita, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain penguasaan dan penghayatan cerita, penyelarasan dengan situasi dan kondisi, pewmilihan dan penyusunan kalimat, pengekspresian yang alami, dan keberanian. Selain itu menurut Nadeak (via Mulyati, 2008:3.7) mengemukakan delapan belas hal yang berkaitan dengan bercerita, yaitu: memilih cerita yang tepat, mengetahui cerita, merasakan cerita, menguasai kerangka cerita, menyelaraskan dan menyarikan cerita, menyelaraskan den memperluas, menyederhanakan cerita, menceritakan secara langsung, bercerita dengan tubuh yang alamiah, menentukan tujuan, mengenali tujuan dan klimaks, memfungsikan kata dan percakapan dalam cerita, melukiskan kejadian, menetapkan sudut pandang, menciptakan suasana gerak, dan merangkai adegan.
1. Musyawarah
Musyawarah yaitu membicarakan sesuatu supaya mencapai kata sepakat. Dalam musyawarah biasanya terdapat perbedaan pendapat, oleh karena itu harus dipadukan. Bila tidak bisa dipadukan, maka diadakan voting(pengambilan suara terbanyak). Inilah yang membedakan musyawarah dengan diskusi.
2. Wawancara
Wawancara merup[akan salah satu keterampilan berbicara yang digunakan sebagai metode pengumpulan bahan berita. Peksanaannya bisa dilakukan secara langsung (tatap muka) atau secara tak langsung (melalui telepon, internet, atau surat). Ada dua tahapan dalam melakukan wawancara, yaiu tahap persiapan (penentuan topik pembicaraan,rumusan pertanyaan, dan penentuan narasumber) dan tahap palaksanaan wawancara.
Teknik Pembelajaran Berbicara
Strategi belajar berbicara merujuk pada prinsip stimulus-respons. Bila kedua variable tersebut dikuasai oleh pembicara, maka ia dapat dikategorikan memiliki kemampuan berbicara. Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal-hal berikut:
a. Kemudahan berbicara
b. Kejelasan
c. Bertanggung jawab
d. Membentuk pendengaran yang kritis
e. Membentuk kebiasaan

KETERAMPILAN MEMBACA

KETERAMPILAN MEMBACA

Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.
Manfaat membaca antara lain: dengan kegiatan menbaca, kita dapat menggali ilmu baik dari buku, majalah, koran, maupun media tulis yang lainnya. Selain itu, dengan membaca kita bisa mengetahui peristiwa-peristiwa waktu lampau atau waktu sekarang di tempat lain dan berbagai cerita menarik di dunia ini.
Beberapa tujuan membaca antara lain:
a. Membaca untuk memperoleh fakta-fakta (reading for details or facts)
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas)
c. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequences or organizations)
d. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference)
e. Membaca untuk mengelompokkan (reading to classify)
f. Membaca untuk mengevaluasi (reading to evaluate)
g. Membaca untuk memperbandingkan (reading to compare or contrast)
Ragam membaca antara lain:
Membaca Intensif
Yaitu membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti sekali, dan biasanya cara membacanya lambat-lambat. Tujuannya adalah untuk memahami keseluruhan bahan bacaan itu sampai ke bagian yang sekecil-kecilnya.
Membaca Kritis
Kegiatan membaca kritis merupakan jenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, bukan hanya mencari kesalahan belaka.
Membaca Cepat
Membaca cepat mencakup dua jenis kegiatan, yakni skimming dan scanning. Skimming merupakan teknik membaca cepat untuk mencari hal-hal yang penting dari suatu bacaan. Sedangkan scanning merupakan suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lainnya. Hambatan-hambatan dalam membaca cepat ini antara lain:
a. Vokalisasi, yaitu membaca dengan bersuara.
b. Gerakan bibir, Yaitu mengucapkan kata demi kata apa yang dibaca dengan menggerakkan bibir.
c. Gerakan kepala, yaitu membaca dengan menggerakkan kepala dari kiri ke kanan dan sebaliknya.
d. Menunjuk dengan jari, yaitu membaca sambil menunjuk kata yang kita baca dengan jari.
e. Regresi, yaitu mengulang-ulang kata yang telah dibaca.
f. Subvokalisasi, yaitu melafalkan dalam batin/pikiran kata-kata yang dibaca.
Membaca untuk keperluan praktis
Membaca praktis digunakan sebagai sarana untuk memahami setiap bacaan yang perlu untuk dibaca dengan praktis, sesuai dengan kebutuhan masing-masing yang ingin dicapai oleh pembaca.
Membaca untuk keperluan studi
Membaca untuk studi adalah membaca untuk memahami isi buku secara keseluruhan, baik pikiran pokok maupun pikiran-pikiran penjelas sehingga pemahaman yang menyeluruh tentang isi buku tercapai.

Bentuk umum kegiatan membaca:
1. membaca nyaring
2. membaca dalam hati
a. membaca ekstensif
1) membaca survei
2) membaca sekilas
3) membaca dangkal
b. membaca intensif
1) membaca telaah isi
a). membaca teliti
b). membaca pemahaman
c). membaca kritis
d). membaca ide-ide
2) membaca telaah bahasa
a). membaca bahasa
b). membaca sastra

Teknik Membaca
1. Pre Reading Plan
Yaitu menggunakan pengetahuan pembaca sebelum melakukan kegiatan membaca.
2. SQ3R (survey, question, read, recite, review)
Membaca untuk menemukan ide pokok dan pendukung ide pokok, sehingga dapat diingat lebih lama.
Survey, yaitu memilih bacaan yang sesuai.
Question, yaitu pertanyaan yang timbul tentang bacaan yang telah terpilih, sehingga membuat pembaca lebih mengerahkan pikiran ke dalam bacaan yang akan dibaca.
Read, mulai membaca dengan mengurangi kecepatan ketika tiba pada bagian yang penting atau sulit.
Reacite, mengutarakan kembali isi bacaan, setelah selesai membaca satu bagian.
Review, yaitu meninjau kembali hal-hal penting yang dibutuhkan setelah selesai membaca keseluruhan bacaan.

Pembelajaran membaca dan Pembinaannya
1. Tugas dan Tujuan Umum Pembelajaran Membaca
Tugas pokok pegajaran membaca adalah membina siswa dalam bidang membaca, meliputi:
a. membina siswa agar memiliki kemampuan membaca
b. membina siswa agar tahu nilai, fungsi dan cara-cara membaca untuk tujuan tertentu.
c. Membina siswa agar memiliki sikap positif terhadap belajar membaca dan terhadap membaca.

2. Macam-macam Pembelajaran Membaca
a. Berdasarkan bentuk umum
1) Pembelajaran membaca nyaring
2) Pembelajaran membaca dalam hati
b. Berdasarkan sifat umum
1) Pembelajaran membaca dasar
2) Pembelajaran membaca lanjut
c. Berdasarkan tahapan-tahapan dalam belajar membaca
1) Pembelajaran membaca permulaan
2) Pembelajaran membaca lanjut
d. Berdasarkan tujuan
1) Pembelajaran membaca pengembangan
2) Pembelajaran membaca fungsional
3) Pepbelajaran membaca rekreasional


Teknik Pembelajaran Membaca
1. Lihat dan baca
Guru menyiapkan model bacaan yang sesuai, kemudian diberikan pada siswa untuk dibaca setelah mendapat contoh dari gurunya.
2. Menyusun kalimat
Hal ini melibatkan dua keterampilan berbahasa, yaitu membaca dan menulis. Teknik ini mencakup; melengkapi kalimat, memperluas kalimat dan menyempurnakan paragraf.

KETERAMPILAN MENULIS

KETERAMPILAN MENULIS

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang –lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung, sedangkan tujuannya antara lain:
1. Tujuan penugasan (assignment purpose)
Yaitu penulis menulis hanya karena ditugaskan, bukan kemauan sendiri.
2. Tujuan altruistik (altruistic purpose)
Yaitu penulis menulis untuk menyenangkan pembaca.
3. Tujuan persuasif (persuasive purpose)
Yaitu tulisan untuk meyakinkan pembaca akan gagasan yang diutarakan.
4. Tujuan informasional (Informational purpose)
Yaitu tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca.
5. Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose)
Yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan/menyatakan diri kepada pembaca.
6. Tujuan kreatif (creative purpose)
Yaitu tulisan yang ingin mencapai nilai-nilai artistik/kesenian.
7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)
Yaitu tulisan yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Ragam Tulisan antara lain:
a. Narasi, yaitu jenis karangan fiksi/nonfiksi yang menceritakan rangkaian peristiwa berdasarkan urutan waktu. Narasi terdiri atas narasi ekspositoris (penginformasiannya dengan bahasa yang lugas dan konfliknya tidak begitu kelihatan) dan narasi artisik (murni sebagai tulisan narasi).
b. Deskripsi, yaitu jenis karangan yang menggambarkan suatu objek apa adanya sehingga pembaca bisa merasakan dan melihat apa yang ditulis pengarang.
c. Eksposisi, yaitu jenis karangan yang bertujuan menambah pengetahuan pembaca dengan cara memaparkan informasi secara akurat.
d. Argumentasi, yaitu jenis karangan yang bertujuan memengaruhi pembaca dengan bukti-bukti, alasan, atau pendapat yang kuat sehingga gagasan yang disampaikan pengarang bisa diyakini/dipercaya oleh pembaca.

Hal-hal yang perlu diketahui dalam kegiatan tulis-menulis adalah:
1. Paragraf, yaitu seperangkat kalimat yang membahas suatu topik (hanya mengacu pada satu gagasan pokok).
a). Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan atas:
a. Paragraf deduktif (kalimat utamanya terletak di depan)
b. Paragraf Induktif (kalimat utamanya terletak di akhir)
c. Paragraf campuran (kalimat utama terletak di awal dan di akhir)
d. Paragraf naratif/deskriptif, yaitu paragraf yang pikiran utamanya tersebar di seluruh kalimat dalam paragraf.
b). Berdasarkan fungsinya, paragraf dibedakan menjadi:
a. Paragraf pembuka, berperan sebagai pengantar untuk sampai pada masalah yang akan diuraikan.
b. Paragraf penghubung, berisi inti persoalan yang akan dikemukakan.
c. Paragraf penutup, Berisi kesimpulan atau penegasan kembali hal-hal penting dari paragraf penghubung.
2. Kerangka karangan, yaitu outline sebuah karangan yang sudah diatur secara sistematis dan menyeluruh.
Kerangka karangan berperan sebagai:
a. Pedoman pokok dalam mengembangkan sebuah karangan.
b. Pedoman urgensi setiap masalah yang terdapat di dalam karangan.
c. Pedoman sistematik bagi daftar isi setelah karangan selesai disusun dan sebagai pedoman kerja bagi pengarang.
3. Langkah-langkah menyusun kerangka:
a. Cata semua ide
b. Seleksi ide-ide secara tepat
c. Urutkan ide-ide secara tepat
d. Kelompokkan ide-ide yang berdekatan pada suatu heading .
e. Langkah seleksi sudah dikerjakan.
Sistem penempatan ide-ide dalam heading dapat dilakukan dengan:
1. Cara biasa yang terdiri dari:
a. Berdasarkan urutan waktu (the order of time)
b. Berdasarkan urutan materi yang ada (the order of spaces)
c. Berdasarkan urgensi urutan materi yang tidak boleh diabaikan, missal dalam pemasangan alat-alat pada mesin.
2. Berdasarkan pertimbangan logis, terdiri atas:
a. Dari klimaks ke antiklimaks (order of climax)
b. Dari yang umum ke yang khusus (general to spesific)
c. Dari yang khusus ke yang umum (specific to general)
d. Berdasarkan sebab dan akibat (order of cause to effect)
e. Dari akibat menjurus ke sebab (orders to cause)
f. Berdasarkan hubungan eratnya materi (order of familiarity)
g. Dari yang bermanfaat ke yang tidak bermanfaat dan sebaliknya (order of utility)
h. Dari yang sukar ke yang lebih mudah dan sebaliknya (order of the dominant impression)
i. Urutan berdasarkan pertimbangan psikologi (order of psychological effect)
j. Berdasarkan kemungkinan saling menjelaskan.
4. Pengembangan kerangka karangan
a. Pendahuluan bersifat menjelaskan/mendorong.
Usahakan agar kalimat-kalimat utama pada bagian ini memikat hati pembaca sehingga mereka tertarik untuk mengetahui bagian karangan selanjutnya.
b. Batang tubuh sebagai isi karangan
Agar pengembangan tidak terputus dan meloncat-loncat, buatlah kerangka pengembangan yang terperinci.
c. Bagian penutup
Ada tiga sifat dari bagian penutup ini, yaitu pertama sebagai rangkuman dari apa-apa yang tela diuraikan pada batang tubuh. Kedua, ialah sebagai pernyataan kembali, yang fungsinya meningkatkan kembali hal-hal yang sudah dibacanya. Ketiga, yaitu hanya sebagai kata penutup yang menandakan kepada pembaca bahwa karangan itu sudah berakhir.

Teknik Penulisan
Kemampuan menulis dapat dikembangkan dengan cara:
1. Sering menulis berdasarkan kegunaan spesifik atau audience spesifik.
2. Memahami fakta bahwa menulis adalah menengok kembali (memperdalam keahlian)
3. Memperoleh pengalaman editing yang tidak hanya untuk menulis tetapi untuk keseluruhan pengembangan kemampuan riset dan observasi.
4. Memublikasikan tulisan.

Tiga pilar utama dalam menulis yaitu:
1. Aktivitas menulislah yang telah merubah dunia.
2. Aktivitas menulis secara nyata telah terbukti memoerkaya kehidupan politik setiap negara.
3. Menulis bisa mengungkap secara mendalam berbagai hal yang seringkali orang tidak melihatnya.

Tujuan Pembelajaran menulis menurut Keraf yaitu:
1. Peserta didik mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis.
2. Peserta didik mampu menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
3. Peserta didik mampu menuliskannya sesuai dengan Pedoman Umum Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
4. Peserta didik mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikasi.

Sabtu, 19 Desember 2009

Autobiografi

Autobiografi

Dua puluh tahun yang lalu, tepatnya 21 Oktober 1989, saya lahir di sebuah desa kecil di daerah pegunungan, yaitu di dusun Madigondo RT 25/10 Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta. Saya diberi nama Qomarinah yang menurut saya arti Qomar adalah bulan dan inah menandakan kalau saya perempuan. Jadi mungkin maksud orang tua saya memberikan nama tersebut adalah agar saya bisa menjadi bulan yang akan selalu menerangi keluarga.
Masa kecil saya, saya lalui seperti lazimnya anak-anak lain yang hidup di desa. Pada tahun 1995, saya bersekolah di SD Negeri Madigondo Wetan. Di sekolah dasar ini saya belum menyadari pentingnya belajar, sehingga bisa dibilang kondisi kognitif saya hanya pas-pasan. Ketika memasuki bangku SMP (tahun 2001), saya bersekolah di MTsN Sidoharjo. Di sekolah ini, saya mulai bersemangat belajar. Walau tidak pernah mendapat juara pertama, tetapi saya selalu berada di urutan ke-dua. Saya juga selama tiga tahun berturut-turut mewakili sekolah kebanggaan saya tersebut dalam lomba pidato bahasa Inggris antar MTs se-DIY. Selain itu saya dan kawan-kawan tim volley putrid MTsN Sidoharjo pernah berhasil meraih juara pertama dalam pertandingan bola volley antar SMP/MTs se-kecamatan samigaluh, dalam rangka HUT RI.
Setelah lulus MTs pada tahun 2004, saya melanjutkan di SMK Muhammadiyah Kalibawang. Di SMK ini alhamdulillah saya bisa lebih mengembangkan kemampuan saya dengan meraih beberapa prestasi. Pertama, pada tahun 2005 saya berhasil meraih juara 1 lomba pidato bahasa Inggris antar SMA se-Kecamatan Kalibawang. Saya juga berhasil meraih juara 1 dalam lomba lari 5 km putri antar SLTA se-kecamatan Kalibawang. Kemudian di tahun yang sama, saya berhasil meraih juara 1 tingkat TUTI Utara, juara 1 tingkat kabupaten, dan menjadi salah satu finalis tingkat provinsi dalam bidang MSQ pada kejuaraan MTQ antar SMA/SMK se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah itu, pada tahun 2006 saya kembali berhasil meraih juara 1 lomba MSQ dalam kejuaraan MTQ 2006. Sayang, di kabupaten saya harus puas dengan meraih juara ke-dua. Setelah itu, saya berhasil meraih juara ke-dua lomba pidato bahasa Jawa antar SLTA se-kecamatan kalibawang. Saya juga selama dua kali berturut-turut mewakili sekolah saya dalam acara debat Inggris antar SMA/SMK se-Kabupaten Kulon Progo.
Dalam mata pelajaran di kelas, alhamdulillah sejak kelas 1 semester dua, saya bisa memberikan kebanggaan kepada kedua orang tua saya dengan selalu meraih juara 1. Bahkan hal yang paling membanggakan dan membuat saya terharu adalah pada saat kelulusan, saya berhasil meraih juara umum di sekolah sekaligus menjadi lima besar kabupaten dengan nilai yang menurut saya cukup memuaskan. Saya terharu karena bisa membuat kedua orang tua saya bangga, setidaknya itu dapat sedikit mengobati rasa lelah mereka yang telah bekerja keras membesarkan dan menyekolahkan saya hingga saat ini.
Tadinya saya tidak pernah bermimpi untuk kuliah, mengingat keadaan ekonomi orang tua yang bisa dibilang pas-pasan. Tetapi Alhamdulillah Allah memberikan jalan, dengan cara saya mendapatkan kesempatan untuk memperoleh beasiswa kuliah gratis di Bandung, tepatnya di Politeknik TEDC, Bandung. Saya sangat bersyukur atas anugerah ini, walaupun pada akhirnya ternyata saya harus kecewa karena gagal mendapatkannya. Keterlambatan persyaratan dari dinas membuat saya harus kehilangan kesempatan emas ini. Tapiu walau bagaimanapun juga saya tidak boleh terus menerus menyesali semua ini, saya harus bangkit. Alhamdulillah oarang tua saya penuh pengertian. Untuk mengobati kekecewaan saya, pada tahun berikutnya mereka memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan kuliah.
Pada tahun 2008, saya mendaftarkan diri di Universitas PGRI Yogyakarta, salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Saya diterima di Program Studi Pendidikan Guru SD. Hal ini juga merupakan hal yang patut saya syukuri tentunya, mengingat banyaknya peminat prodi PGSD yang tidak diterima di Universitas ini. Hingga saat ini, saya masih menempuh pendidikan di Universitas PGRI Yogyakarta semester 3. Semoga pendidikan ini dapat saya tempuh dengan lancar dan dapat lulus tepat waktu. Amin…!

Cerpen

Cerpen

PERTEMUAN PERTAMA

Akhirnya hari yang kutunggu-tunggu pun tiba. Hari ini aku akan bertemu seseorang yang selama ini menjadi pujaan hatiku, walau dia selama ini hanyalah sahabat penaku, yang belum pernah kulihat bagaimana wajahnya. Tapi dari surat-suratnya, terbayang dibenakku wajahnya yang begitu tampan mempesona bak cowok idola. Ah...jadi deg-degan neh...
Dengan langkah pasti, kulangkahkan kakiku memasuki kawasan Amplaz (Ambarukmo Plaza). Di tempat inilah aku berjanji untuk bertemu dengan Andika, sahabat penaku.. Setelah sampai di tempat yang kami sepakati, aku memperhatikan pemandangan di depanku dengan seksama. Kuperhatikan satu per satu pengunjung di sana. Kaos biru...celana hitam. Di mana dia...?
Hey...akhirnya aku melihatnya. Itukah dia? Seorang cowok dengan kaos oblong biru murahan dipadu jean hitam dengan jahitan benang merah. Tinggi sekitar 165 cm dengan badan sedikit gempal, bersandar pada salah satu sisi etalase.
Jarak yang hanya beberapa meter membuatku leluasa untuk memperhatikan raut mukanya. Wajahnya bulat, hidungnya cenderung tidak mancung dan sebuah hiasan tahi lalat di atas bibirnya. Kulitnya yang putih tidak mampu mengatrol penampilannya. Ah...ternyata kamu biasa-biasa aja Dik..,jauh dari gambaran cowok idola.
Dengan buru-buru, aku keluar dari ambarukmo plaza. Kupercepat langkahku menuju area parkir. Dengan cepat kupacu “Mio”ku. Jarum pada speedometer menunjukkan angka 80, ini pun gasnya terus kutambah. Aku takut kalau Andika memergokiku. Kaos biru dan celana hitam yang kukenakan cukup untuk membuat Andika mengenaliku.
Akhirnya aku sampai di rumah. Kuparkir motorku di garasi, kemudian kuterobos pintu rumahku. Tidak ada siapa-siapa di rumah. Papa dan Mama pasti masih di kantor. Kakak-kakakku mungkin masih asyik di kampus, sedangkan si bungsu mungkin bermain bersama teman-temannya. Hanya Bi Asih yang menyambut kedatanganku.
Kutuang sirup dan air es ke dalam gelas. Kuteguk dengan sekali teguk. Glek. Rasa segar segera menjalari kerongkonganku, cukup untuk sedikit menyejukkan hatiku yang kesal. Kulirik jam tanganku, pukul dua lebih lima menit. Barangkali tidur satu atau dua jam cukup untuk menenangkan kekesalanku ini.
Baru saja aku akan memejamkan mata, pintu kamarku ada yang mengetuk.
”Neng, ada temannya,” suara Bi Asih hati-hati.
Siapa lagi yang datang siang-siang gini? Ganggu orang mau tidur aja! Meski begitu, kubenahi juga dandananku. Kusisir rambutku, kubenahi kaos biruku.
Kulihat seorang pemuda duduk tertunduk. Wajahnya ditekuk dalam-dalam di ruang tamu. Kaos oblong biru dan jean hitam mengingatkanku pada pemuda yang membuatku terpaksa buru-buru pergi dari Amplaz tadi. Andikakah Dia? Kalau iya, nekat betul dia.
Aku menghentikan langkahku. Bimbang, mau kutemui atau tidak. kalau kutemui, pasti hanya akan menambah rasa kesal dan kecewaku. Tidak kutemui, kasihan dia. Jauh-jauh dari Semarang hanya untuk menemuiku. Lagian, mana tanggung jawabku terhadap perjanjian yang telah kuucapkan? Aku yang memaksa untuk bertemu, apakah pantas bila justru aku yang tak mau menemuinya?


Akhirnya, kumantapkan kakiku untuk menemuinya. Aku harus mengenalkan diri, akulah sahabat pena yang dia cari.
”Hai...!” sapaku seramah mungkin walau agak terpaksa, yang membuat Andika yang sedang menekuri ubin sepertinya terkejut.
”Vina ya?” balasnya yakin banget.
”Iya, kamu pasti Andika kan?” Jawabku tak kalah yakinnya, sambil kutebarkan senyum tipis.
Kami bersalaman. Dalam hati, aku berjanji ini adalah pertemuan pertama sekaligus yang terakhir dengannya. Setelah ini, aku tak mau lagi bertemu dengannya. Dandanannya yang kampungan dan norak menjadi satu-satunya alasan bagiku untuk tidak mengenalnya lagi.Wajah Andika terlihat pucat, tangannya juga tadi dingin seolah-olah tidak dialiri darah. Mungkin dia grogi atau minder setelah tahu sahabat penanya mirip cover girl, he...he...
Memang, sepsertinya wajahku lumayan, nggak jelek-jelek amat lah. Buktinya banyak cowok yang menyatakan cintanya padaku, walau tak ada satupun yang kutanggapi. Karena pada saat itu aku telah jatuh cinta pada sosok Andika, sahabat penaku. Memang aneh. Belum pernah tahu sosok orangnya tapi telah berani meyakini kalau aku jatuh cinta padanya. Padahal Dika tak pernah mengusik tentang cinta dalam surat-suratnya. Kata-katanya juga jauh dari romantis, hanya penawaran persahabatan. Mungkin aku saja yang kelewat berharap.
Ketertarikanku pada Andika kusimpan sendiri, tidak kuceritakan pada siapapun, termasuk pada Yuni, sahabat terdekatku. Tidak juga pada penghuni rumah. Dari surat-suratnya yang begitu segar dan lincah, aku sangat yakin kalau Andika orangnya supel, cool, funky, dan berwawasan luas sehingga pantas menjadi cowokku. Andika kubayangkan bertubuh atletis, hidungnya mancung, tampan, dan cuku menyenangkan. Dengan angan-anganku yang seperti itu aku yakin Andika memenuhi kriteria cowokku.
Tapi, ternyata mimpiku harus hancur lebur setelah aku melihat sosok Andika yang sebenarnya. Sekarang di depan mataku hadir sesosok tubuh yang sangat jauh dari gambaran yang selama ini kuimpikan. Andika jauh lebih sederhana dibandingkan cowok-cowok yang menyatakan cintanya padaku, baik itu Rexi, Donny, maupun Angga. Andika malah justru mirip Dono, teman sekelasku yang sering dijuluki pemuda gunung oleh teman-temanku, karena wajahnya begitu ”ndeso” dan lugu.
”Vina, aku tahu kamu pasti kecewa dengan pertemuan ini. Selama ini pasti kamu membayangkan aku cowok ganteng, gagah, atau kaya. Tapi bayanganmu meleset, aku tak lebih dari cowok kampung, anak gunung” ujar Andika.
”Aku tahu apa yang sedang kamu pikirankan. Aku bisa melihat jiwamu. Kamu gelisah dan kecewa melihat keadaanku, yang ternyata jauh dari perkiraanmu,” Andika berujar dengan dingon.
I ”vina, akun datang dari jauh hanya mamanuhii janjiku. Surat terakhirmu maminta kita bertemu langsung, dan aku menyanggupinya. Seperti yang teteera dalam surat itu, kita harus ketemu di lantai dasar. Mulanya aku ragu, akankah kedatanganku kau sambut hanyat, sepsrti kedatangan suratku yang selalu kau cium berkali-kali.” Suara Andika terdengar saup-sayup dan dingin, membuat jantungkun bergetar.
Mulutku jadi terkunci. Kembali keheranan menyrergapnya. Dari mana dia tahu kalau surat-suratnya selalau kucium, sembari kubayangkan wajah Andika yang... ehm!
”Kepenasaranmu yang sebesar gunung untuk segera bertemu, dan atas kesepakatan bersama, maka kukorbankan jam sekolahku. Hari ini aku bolos. Dengan bus tadi pagi, aku meninggalkan Semarang, tanpa pamit kepada bapak ibun dan teman-temanku. Aku datang ke jogja hanya untuk memenuhi janjiku. Tepat jam satu, aku berdiri di tempat yang telah kita sepakati. Aku tahu kita janji ketemu jam setengah dua, tapi dari pada telat jadi aku lebih milih untuk datang lebih awal agar kau ajngan sampai menungguku, karena aku tak mau mengecewakan sahabatku. Pukul setengah dua, kamu datang. Baju kita sama, biru hitam. Itu adalah dirimu yang meminta, agar kita bisa dengan mudah saling mengenali. Aku gembira sekali dengan kedatanganmu,. Tapi aku sedih ketika kita bertatapan, kamu malah memperhatikan sekujur tubvuhku, dari ubunb-ubun hingga ujung kakiku. Kemudian matamu meneliti wajahku. Kamu perhatikan dengan seksama, sembari berharap kalau-kalau ada yang bisa ditonjolkan. Setelah menurutmu tidak ada yang menarik dari wajahku, cepat sekali kau memalingkan kepalamu, pergi dengan seribu langkah. Seperti pencuri yang takut ketahuan setelah menjalankan aksinya,” pidatonya yang panjang membuat kupingku serasa terbakar.
”Vina, aku mengakui wajah tampan atau penampilan yang keren cukup besar peranannya ketika jumpa pertama kali. Namun, kita jangan hanya terpaku pada hal yang satu ini. Sebab kecantikan atau ketampanan bisa menjerumuskan kita pada suatu persahabatan yang terlalu dipaksakan. Gara-gara wajahku jelek, kamu tidak mau meneruskan persahabatan denganku. Kamu menilai suatu persahabatan dengan menimbang kadar kebaikan atau keburukan, hanya dari penampilan luarnya saja. Meski kamu tidak tahu warna jiwaku, ternyata kamu sudah memberi ultimatum bahwa aku tak pantas jadi sahabatmu,” Kata-kata Andika begitu menusuk jantungku.
Aku tak mampu menatap wajahnya, bahkan untuk mengangkat kepala pun aku tak sanggup. Serasa ribuan ton besi menggelayut di kepalaku. Lalu, kudengar Andika mendesah.
”Hanya itu kata-kata terakhir yang kusampaikan. Aku cukup tahu diri untuk tidak menjadi sahabatmu lagi. Aku pulang skarang,” tandas Andika.
Kepergian Andika membuatku banyak merenungi kata yang terluncur dari mulutnya. Memang benar semua yang diucapkan Andika. Aku memang seringkali mengukur segala sesuatu dari penampilan luarnya saja.
Hanya mengandalkan sosok luar, aku begitu tega menyia-nyiakan kedatangan Andika. Padahal Andika punya kelebihan, yaitu wawasannya luas.
Andika, maafkan aku..! Nanti malam akan kutulis lagi surat untukmu, bahwa aku tetap sahabatmu. Terima kasih untuk cercaanmu, terima kasih karena kau telah menyadarkanku. Akan kujadikan ini sebagai pelajaran dalam hidupku. Akan kuundang lagi dirimu untuk pertemuan yang kedua. Ah..,terasa hatiku begitu tenang.
Pagi ini, aku bersiap-siap berangkat ke sekolah. Setelah pulang sekolah rencananya aku akan mampir kantor pos untuk mengeposkan suratku yang kutulis tadi malam pada Andika. Kulirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku, pukul 6.20. Masih ada waktu 10 menit untuk membaca koran dulu. Kuambil koran Kedaulatan Rakyat. Kujelajahi huruf-huruf yang tertera di halaman muka. Tidak ada berita yang menarik. Kubuka halaman yang kedua, ada berita perampokan, ada berita pengangkatan pejabat, ada berita tentang ibu-ibu Dharma Wanita, dan ada berita tentang kecelakaan lalu lintas.
Aku tertarik untuk membaca berita tentang kecelakaan lalu lintas. Kupelototkan mataku untuk membaca berita kecelakaan lalu lintas.
...seorang pemuda, diketahui bernama Andika Saputra (18), penduduk Semarang menjadi korban tabrak lari. Ia tewas seketika kemarin sore sekitar pukul 14.00 WIB. Tubuhnya nyaris hancur setelah dihantam truk bernopol...
Tak kuselesaikan berita itu. Andikakah yang jadi korban tabrak lari itu? Pukul dua dia tertabrak dan tewas seketika. Padahal beberapa menit setelah itu ia hadir di sini. Jadi yang datang ke rumah adalah...Bulu kudukku berdiri dan aku merasakan ketakutan yang amat sangat sebelum pada akhirnya pandanganku kabur. Lalu...tiba-tiba semua gelap. Gelap...!